Tiap Bulan Kuli Panggul Lulusan SD Ini Kantongi Ratusan Dolar Dari Google
Pesatnya perkembangan industri di
bidang teknologi nyatanya telah membuka banyak sekali peluang untuk
menghasilkan uang. Dan yang menarik adalah, potensi usaha dalam industri
digital bisa dimiliki siapa saja. Tidak hanya dominasi mereka yang mempunyai modal
mumpuni atau pendidikan tinggi, bahkan mereka yang berasal dari kalangan
bawahpun juga mempunyai kesempatan yang sama untuk mencicipi kesuksesan di
industri digital.
Hal itulah yang sudah dibuktikan
oleh seorang kuli panggul di daerah Makasar bernama Henry Jufri. Pria yang
hanya mengecap pendidikan kelas 4 sekolah dasar tersebut baru-baru ini menjadi
viral di dunia maya karena kesuksesannya mendapatkan penghasilan tak kurang
dari $1200 dari perusahaan raksasa, Google.
Membicarakan penghasilan dari
#Google, mungkin sudah umum bahkan banyak yang telah membuktikan legitnya
berbisnis dengan perusahaan digital yang satu ini. Namun dengan segala
keterbatasan kemampuan serta finansial, bahkan seorang pekerja kasarpun bisa membuktikan
potensi bisnis digital tersebut.
Nguli Panggul sembari nguli dolar |
Nguli Panggul Sembari “Nguli”
Dollar
Sudah barang pasti bahwa
kesuksesan datang karena adanya kerja keras serta kesabaran. Demikian juga
dengan perjuangan hidup Henry Jufri, dengan bekal ijasah SD yang bahkan tak
genap 6 kelas, tentu akan sulit bagi ayah dua anak tersebut mencari pekerjaan
yang layak.
Akhirnya pekerjaan kasar sebagai
kuli panggul menjadi salah satu yang paling logis saat itu untuk menyambung
hidup. Tiap harinya bahkan hingga saat ini, jika rekan-rekan mengunjungi
pelabuhan Makasar, mungkin akan bertemu dengan sosok yang sedang hangat menjadi
buah bibir tersebut. Namun tidak seperti mayoritas pekerja kasar yang ada di
wilayah tersebut, Henry ternyata punya kerja sampingan “nguli” di tempat lain.
Dalam sela-sela waktu menjadi
kuli panggul, Henry ternyata juga mendalami seluk beluk pembuatan aplikasi
digital khususnya aplikasi Android. Berawal dari menemukan informasi tentang
potensi mendapatkan penghasilan dengan membuat aplikasi mobile, akhirnya pria
kelahiran 20 September 32 tahun silam tersebut mulai menekuni dan belajar
membuat aplikasi #Android.
Perkenalan dengan industri
digital bagi Henry juga berlangsung tak instan. Cukup banyak hal yang harus ia
lalui demi mewujudkan keinginannya terjun ke bisnis yang mungkin masih sangat
asing bagi kebanyakan rekan-rekannya tersebut.
Perjalanan Henry Jufri
Mengembangkan Aplikasi Android
Keinginan yang besar untuk sukses
mendorong Henry untuk tetap yakin dengan apa yang ia jalani kala itu. Bersama
salah satu komunitas developer aplikasi yang ada di Makasar, sedikit demi
sedikit ia mulai memahami dan mempraktekkan ilmu coding aplikasi mulai dari nol
secara otodidak.
Berurusan dengan dunia digital,
Henry tentu membutuhkan alat perang digital juga. Ia mengisahkan kala itu ia
membeli sebuah laptop bekas dengan harga Rp 800 ribu. Namun karena masih
minimnya pengetahuan, ia baru sadar bahwa laptop bekas tersebut hanya
dilengkapi dengan memori RAM sebesar 1 GB, sedangkan untuk bisa membuat
aplikasi Android ia membutuhkan perangkat dengan spesifikasi RAM minimal 2 GB.
Jadilah uang pinjaman pada
keluarganya sebesar Rp 2,7 juta menjadi mahar untuk mendapatkan laptop yang ia
butuhkan. Setelah perangkat didapat, ia lantas semakin semangat dan mulai
menciptakan beberapa aplikasi #game dan aplikasi umum yang mayoritas bertema
pendidikan.
Beberapa aplikasi Android yang
berhasil dibuat oleh Henry Jufri diantaranya yakni aplikasi game Unyil the
Adventure, Ninja Konoha Run, King Arthur dan masih banyak aplikasi lain termasuk
aplikasi belajar huruf dan angka untuk balita.
Sempat Hampir Menyerah
Dalam menjalankan usahanya
tersebut, nyatanya jalan yang harus dilalui Henry tidak selalu mulus. Bahkan
pada awal masa pengembangan, ia sempat bertanya pada diri sendiri apakah ia bisa
berhasil? Namun melihat semua yang telah ia korbankan, ia merasa sudah tidak
ada jalan lagi selain meneruskan dan tetap yakin dengan apa yang ia usahakan
tersebut.
Perlahan hasil dari usahanya pun
mulai nampak. Ia mulai mendapatkan penghasilan dari Google sebagai kompensasi
profit sharing aplikasi miliknya yang semakin banyak di unduh via Google
Playstore. Ia yang mulai mengembangkan aplikasi sejak bulan Oktober 2014
tersebut, secara bertahap mendapatkan penghasilan mulai dari $100 per bulan
hingga akhirnya dapat mengantongi US$ 1.200 beberapa waktu yang lalu.
Dalam sebuah wawancara, Henry
sempat berujar bahwa ia terkadang merasa heran mengapa masih banyak orang
utamanya generasi muda yang bisa dibilang telah menyia-nyiakan kesempatan yang
mereka miliki. Pertanyaannya adalah apakah harus berada di kondisi serba kekurangan
dulu baru mau berjuang?
Semoga kisah inspiratif di atas
bisa menjadi pemicu sekaligus tamparan bagi banyak anak muda di luar sana,
termasuk saya pribadi. Dengan segala apa yang dimiliki saat ini, fasilitas,
waktu, tenaga, fikiran, harusnya kita bisa mencapai sukses jauh lebih mudah
dibandingkan seorang pekerja kuli panggul yang bekerja keras dan menyisihkan
sisa waktunya 4-5 jam sehari untuk mengejar mimpinya. Be Inspired!
tes
ReplyDelete